Game Online yang merupakan hasil karya anak bangsa yang bertemakan sejarah asli dari Indonesia.
Masa sebelum peradaban tercatat dalam sejarah manusia, sebelum Sang Kala mencatat usia, jauh sebelum Sang Kehendak menurunkan insan ke mayapada, mencitrakan dirinya melalui alam semesta. Ruang yang semula kosong dan hampa mulai terisi oleh ratusan bintang dan ribuan benda langit yang mewartakan imaji-Nya. Kemudian cahaya dimunculkan untuk memaknai. Sementara gejolak hidup mulai berdenyut seiring nyala sang api. Namun itu semua belum cukup untuk mewartakan keagungan Sang Kehendak. Masih hening. Tak ada seru kerinduan, ratapan harap dalam ketidakberdayaan, pun kalimat syukur pengagungan. Dan Sang Kehendak kemudian berseru, melantunkan kembali citranya dalam serat-serat kebijaksanaan yang terpapar dalam ruang dan waktu semesta. Namun kembali tiada satu pun seruan-Nya menggema, mengalun hening, sendiri, dan kembali menemui-Nya sendiri. Tidak mengurangi dan tidak menggenapi. Kembali Sang Kehendak menyeru, menembangkan bait hidup. Panas bumi mulai meletup, angin berhembus, air beriak. Benih-benih mulai berkecambah, hewan mulai melata, hidup. Nafas sang hidup mulai mengalir. Seruan itu mulai menggema, mencitra, dan membentuk.
Kembali Sang Kehendak menyeru. Kali ini sebagian dari diri-Nya disertakan, dicitrakan dalam bentuk fana manusia. Kali ini seruannya bersambut. Sebagian pencitraannya mengalun kembali, menggenapi. Sebagian lagi tertinggal dan menjadi penanda kehadirannya, menggenapkan serat-serat dari awal seruan-Nya untuk kemudian kembali dan menggenapi-Nya dalam ruang dan waktu tertentu, menjadi cermin-Nya. Begitulah yang terjadi, sampai dengan saat ini. Sampai kemudian peradaban tercatat dalam sejarah manusia dan manusia mencoba mengurai dan merunut hal-ikhwal penciptaannya dan mulai mengumpulkan bagian-bagian kebijaksanaan Sang Maha Kehendak, dan peradaban manusia tersebut mencatat banyak kebudayaan dan manusia-manusia yang berusaha menggapai potongan-potongan kebijaksanaan tersebut yang tersebar dan selalu bergerak sesuai dengan pemahaman manusia yang mendiami bumi ini.
No comments
Post a Comment